Pendidikan Lalin Masuk Kurikulum SD sampai SMA

Musikpedia – Brigjen Pol. Bakharuddin Muhammad Syah, Direktur Keamanan dan Keselamatan Lalu lintas (Dirkamsel) Korps Lalu Lintas atau Korlantas Polri menuturkan bahwa di Indonesia saat ini angka kecelakaan mencapai lebih dari 28.000 kasus.

Dikutip dari kantor berita Antara, angka kecelakaan yang tinggi itu harus menjadi keprihatinan bersama semua elemen masyarakat mengenai pentingnya patuh terhadap aturan lalu lintas.

Read More

Berangkat dari situasi ini, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri melaksanakan kegiatan diseminasi pendidikan lalu lintas (PPL) kepada siswa sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).

Diseminasi nasional pertama kolaborasi Ditkamsel Korlantas, Jasa Raharja, dan Kemdikbudristek dilaksanakan di Provinsi Banten. 

Korlantas Polri bersama PT Jasamarga dan Kemebudristek melaksanakan kegiatan diseminasi Pendidikan Lalu Lintas (PPL) 2024 di Provinsi Banten, Kamis (18/1/2024) [ANTARA/HO-Korlantas Polri]

Salah satu tujuan PPL adalah mengajarkan pendidikan lalu lintas sejak dini guna menurunkan angka kecelakaan lalu lintas.

Kegiatan penyebaran informasi PPL 2024 bekerja sama dengan PT Jasa Raharja dan Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek) dalam rangka persiapan masuknya PPL sebagai kurikulum nasional mata pelajaran yang diajarkan di sekolah tingkat dasar hingga menengah atas.

Banten dipilih karena memiliki 1.448 sekolah yang bisa mendapatkan kurikulum pendidikan lalu lintas.

“Banten diharapkan menjadi contoh penerapan pendidikan lalu lintas yang baik di Indonesia,” ungkap Brigjen Pol. Bakharuddin Muhammad Syah.

Tabrani,Kadisdik Provinsi Banten menuturkan bahwa saat ini banyak pengguna kendaraan di tingkat sekolah karena jarak dari sekolah dengan rumah relatif jauh. Para murid ini harus menggunakan kendaraan bermotor.

Di sisi lain, fasilitas transportasi untuk pelajar belum tersedia di Kota Serang. 

Tabrani menyambut baik adanya pendidikan lalu lintas yang masuk dalam kurikulum yang diajarkan di sekolah.

“Diharapkan semua pelajar bisa mematuhi peraturan dan prosedur lalu lintas dalam berkendara,” tandasnya.

Saat ini kecelakaan lalu lintas di Banten kebanyakan berasal dari masyarakat usia remaja. Data menyebutkan terjadi peningkatan kecelakaan di Banten sebanyak 1.508 kecelakaan pada 2022, kemudian meningkat 1.643 pada 2023.

Di antara kecelakaan itu, terdapat korban dari pelajar dan mahasiswa sebanyak 612 orang pada 2022, naik menjadi 627 orang pada 2023.

Dengan adanya model integrasi pendidikan lalu lintas yang digarap lintas lembaga ini bisa menekan angka kecelakaan yang tinggi setiap tahun.

Tabrani menambahkan bahwa pendidikan lalu lintas yang masuk dalam kurikulum nasional pendidikan dasar, menengah, dan atas bisa menciptakan tertib berlalu lintas masa depan dan berhasil mencegah pelajar menjadi korban sekaligus tersangka dari kasus kecelakaan.

Selain itu, dia berharap pendidikan lalu lintas bisa mengembangkan awareness dari generasi muda untuk tertib lalu lintas, mengetahui arti rambu-rambu jalan, dan paham cara berkendara yang baik.

“Tidak hanya itu, orang tua juga memberikan pemahaman yang baik kepada anak dalam berkendaraan,” tutup Tabrani.

Sumber: www.suara.com

Related posts